Senin, 22 Oktober 2012

Jackpot- ku masih mencintainya..

Untuk para bloggers yang pernah merasakan indahnya kasih sayang dan hangatnya suatu hubungan rasa, saya tuliskan lirik lagu jackpot yang judulnya "ku masih mencintainya". Kalau perlu sediakan dulu sebuah ember untuk menampung air mata bloggers..hihihi:-):-):-)

Jackpot - Ku Masih Mencintainya

Terasa masih tersimpan
Kenangan yang kau berikan
Di hati, di rasa dan di jiwaKu
Mencoba 'tuk melupakan
Semua yang pernah engkau berikan
Cintamu, darimu, untuk diriku
Seakan tiada tertahan
Rinduku ini
Rinduku semakin dalam
Karnamu, hangatmu untuk diriku
Mungkin, mungkinkah, mungkin
Masih ada cinta
Yang tersisa untuk diriku
Darimu, untukku pasti cintamu

Sampaikan salamku 'tuk dia
Aku masih mencintainya
Sampaikan maafku untuknya
Aku yakin dia mendengarnya
______________________________________
Smoga bloggers di ingatkan kembali pada kenangan yang pernah dirasakan dahulu bersama dia yang telah tiada..:'(

Minggu, 30 September 2012

puisi sepi



Sepi

Bila melihat ke langit malam
Bintang tersenyum menyapaku
Menyampaikan pesan damai darinya
Tentang hati yang sedang rindu

Aku di sini memikirkannya
Teringat masa aku bersamanya
Memandang  jauh ke laut lepas
Di bersandar pundak di sisiku

Kemana perginya suasana hati?
Kala senja menjemput sunyi
Ku terdiam bisu tanpa kata
Seorang diri memikirkannya

Mungkinkah sama yang dia rasa?
Atau hanya satu sisi saja
Terhalang tebing yang tinggi
Sehingga aku membisu di sini

Jumat, 06 April 2012

TENTANG RASA 6


 **20 Juli 06 **
Putih abu-abu telah tertulis dalam buku kenanganku
Putri yang dahulu setiap hari bisa kupandangi
Kini hanya kemerduan suaranya yang setia menemaniku
Telpon genggam tua yang ku miliki penuh dengan pesan romantis dari sang putri
Layaknya dua sejoli dalam kerinduan
Ada apa dengan hubungan ini...???
Aku tak tau apa nama hubungan ini, begitu juga sang putri
Tanpa dibumbui rayuan,,
Tanpa adanya gombalan,,
Akhirnya sang putri menjadi pelabuhan rasaku
Damai hatiku,,
Siang itu 20 Juli 06,,
Anugrah terindah yang pernah ku rasakan.

TENTANG RASA 5



** Padang – Padang Panjang **
Panasnya kota Padang tak terasa olehku
Seakan berada di tengah pepohonan yang rindang
Padahal aku berada di dalam bus yang sempit
Bersama sang putri dari kota Padang menuju kampung halamanku, Padang Panjang
Demi mengejar masa depanku untuk kebahagiaan orang tuaku
Demikian juga halnya dengan sang putri yang memiliki tekad sepertiku
Kehadiran sang putri di sampingku membuatku tidak merasakan panasnya udara ibu kota
Canda riangnya melemahkan semua sendi tubuhku
Senyuman itu,,
Ya,,senyuman itu,,
Senyuman manis dari sang putri
Ku curi senyuman manis itu dengan kamera telpon genggamku yang tua ini
Seiring waktu berjalan
Tak terasa dinginya Lembah Anai memecah gelak tawaku dengan sang putri
Kebersamaan ini akan usai sesampainya di persimpangan jalan menuju desaku nanti
Laju bus ini seakan tidak mau memberikan waktu lebih lama lagi bersama sang putri
Hingga sampailah di persimpangan jalan ke desaku
Sementara sang putri melanjutkan perjalanannya bersama bus itu
Ku langkahkan kaki menuju rumah
Segelas air putih pelepas dahaga
Kurebahkan raga ini di ranjang yang mungil
“oh,,alangkah indahnya hari ini”
Hanya itu yang dapat aku ucapkan seraya memandang senyuman manis dari sang putri dalam telpon genggam tua milikku.

Kamis, 17 November 2011

TENTANG RASA 4

** Selamat Tinggal Putih Abu-Abu **
Tiga tahun aku menyatu dengan dinginnya udara Koto Baru
Suka dan duka semua tergambar di sana
Canda dan tawa yang akan tertuang ke dalam buku kenanganku
Tak terkecuali kenangan dengan putri berkerudung itu
Tapi, apakah sudah waktunya kutuliskan kenangan dengan putri berkerudung itu?
Aku masih berharap sang putri menjadi pelabuhan rasaku
Aku hanya bisa berkata...
“selamat tinggal putih abu-abu, kau akan ada dalam kenanganku”
Namun tidak bagi sang putri berkerudung itu.

Minggu, 09 Oktober 2011

TENTANG RASA 3


 ** Siklus Waktu **
Hari demi hari kulalui dengannya
Berada di sisinya aku layaknya sang pengeran
Putri berkerudung tercantik duduk manis di sisiku
Panasnya udara Pekan Baru di malam itu
Menemani kedekatanku dengannya
Jendela minibus yang ku tumpangipun tak sanggup menghembuskan udara malam yang dingin
Entah dari mana awalnya, sang putri bersandar di pundakku
Aku tak tau harus berbuat apa
Ragaku terasa kaku bak tertimpa bongkahan es yang besar
Aku membisu seribu kata
Oh....
Alangkah indahnya malam itu..
Sayang, dia bukan kekasihku
Mungkinkah dia?
Hanya waktu yang akan menjawabnya.