Hari demi hari kulalui dengannya
Berada di sisinya aku layaknya sang
pengeran
Putri berkerudung tercantik duduk manis
di sisiku
Panasnya udara Pekan Baru di malam itu
Menemani kedekatanku dengannya
Jendela minibus yang ku tumpangipun tak
sanggup menghembuskan udara malam yang dingin
Entah dari mana awalnya, sang putri
bersandar di pundakku
Aku tak tau harus berbuat apa
Ragaku terasa kaku bak tertimpa bongkahan
es yang besar
Aku membisu seribu kata
Oh....
Alangkah indahnya malam itu..
Sayang, dia bukan kekasihku
Mungkinkah dia?
Hanya waktu yang akan menjawabnya.